Hi, Journeyers!
Setiap perjalanan akan memberi kita banyak hal baru, baik itu kenalan ataupun kenangan. Tak banyak juga yang sekedar menyapa lalu menghilang.
Untuk libur weekend aku kali ini, aku tidak berpergian ke Gunung, Curug ataupun Pantai bersama teman-teman yang aku temui saat travelling di beberapa tempat destinasi yang berbeda. Kita memilih untuk menikmati promo Buy1 Get1 dari tiket masuk Dufan Januari 2020. (Penikmat promo, hihi).
Eitssss, tunggu dulu, sebenarnya ini opsi terakhir, harga mati, gak ada pilihan yang lain, Journeyers! Karena awal pembahasan kita mau menikmati arum jeram yang ada di Sukabumi. Semuanya sudah fix, tinggal untuk booking tiketnya, pertengahan Januari muncul pertanyaan dari salah seorang teman, “Temen², ke Sukabumi bulan besok, mau tetep dijadiin atau engga? Mengingat cuaca lagi gak bersahabat”.
Pertanyaan ini cukup membuat kita galau dan akhirnya beralih ke dufan. Aku yang awalnya menolak, karena aku sendiri gak suka wahana ekstrim dufan, hihi. “Gak ada pilihan yang lain? Gak ada satu wahana pun yang bisa Ova naikin”, pintaku. Tapi, karena perbandingan 1 nolak banding 7 orang setuju akhirnya kita memutuskan ke dufan dengan promo yang ada. Heheh, untung promo!
Tiket yang kita beli berlaku hingga 2 minggu setelah pemesanan. Dan kita memutuskan pergi di tanggal yang sama dengan rencana ke Sukabumi, yaitu tanggal 9 Februari. Yang pergi akhirnya 8 orang, yaitu Aku, Aulia, Tiara, Friska, Dian, Jepri, Rovi dan Agus.
Mereka merupakan teman yang aku kenal saat traveling. Tiara dan Jepri, pertama kali bertemu saat traveling ke Puncak Darma Cileutuh pertukaran tahun 2018-2019 (tahun baru). Dian, pertama kali bertemu di pendakian Gunung Papandayan September 2018. Rovi, pertama kali bertemu di Curug Cikuluwung November 2019, sedangkan Friska kali pertama di Dufan ini. Dan Agus, anak minang yang sudah lama ku kenal sejak kali pertama merantau di Jakarta. Aulia, yang dari kuliahan udah kemana-mana sering barengan ama aku. Hihi.
Ada satu orang yang gak bisa ikut di tanggal tersebut, karena harus mengisi workshop website di Surabaya dan ajakan dari Travel Blogger ke Lombok, yaitu Endo. (Pas liat hasil foto-fotonya, terjawab sudah pertanyaan Endo sebelum pergi, “Yakin gak mau ikut ke Lombok?” Wkwkwk)
Pagi itu, kesepakatan kita yang ke dufan, ngumpul di Halte Busway Harmoni pukul 09.00 WIB. Jadi, Jepri yang dari Banten harus pergi lebih awal, akhirnya juga nyampe lebih cepat, karena tidak ada kemacetan pagi itu katanya. Dan juga Dian pun demikian, harus berangkat lebih awal dari Cibubur dan transit di kosan temannya lebih dulu, karena dia langsung ke Dufan, tanpa harus ngumpul di Harmoni, jadi dia memastikan kita sudah berangkat dari Harmoni lebih dulu, baru dia otewe ke Dufan.
Aku, Aulia dan Agus nyampe di Harmoni kurang dari jam 9, namun yang lainnya ada yang masih tertahan di Halte busway Juanda karena menunnggu anggota yang masih dalam perjalanan naik kereta dari Depok. Alhasil, kita ngaret hingga satu jam. Semuanya ngumpul di Harmoni udah pukul 10.00 WIB. Dari Harmoni, akan ada busway yang langsung mengantar kamu ke Ancol. Jadi, ini lebih menghematkan biaya ongkos dong, heheh.
Setiba di Dufan, kita menunggu Dian yang ternyata juga sudah nyampe di Dufan. Setelah semua berkumpul e-tiket juga sudah diprint, cusss langsung ke dalam arena wahana.
Have fun? Ya, di dufan
Wahana pertama yang kita lihat adalah ayunan atau ontang anting. Ternyata antrianya panjang banget. Akhirnya kita memilih untuk berfoto saja dengan latar wahana tersebut, hihi.
Lalu kita melanjutkan perjalanan ke wahana yang lain. Pilihan mereka pada wahana ekstrim baling-baling. Antriannya gak terlalu panjang. Dan untuk wahana ini aku hanya sebagai penonton mereka saja.
Karena aku gak berani mau naikin wahana seperti ini, sueer ✌ “Ova harus naik wahana ini, Va!” Ajak Dian. Dan aku tetap bersikukuh gak mau ikutan, belum apa-apa aku udah deg-deg an. Gimana mau naik? Hihi. Pengalaman dulu pernah naik kora-kora, rasanya jantung mau copot, Journeyers!
Berbagai respon bagi mereka yang naik. Lucu, saat-saat menegangkan, yang terucap oleh Firska di atas sana, “Yaa Allah, aku belum nikah!” Kocak emang, haha.
Wahana yang tak ekstrim, wahana Indoor. Cakepp dah
Lalu kita lanjut lagi, hujan mulai turun, sesuai prediksi BMKG, hari ini Jakarta akan diguyur hujan. Jadi, kita memilih wahana indoor. Yaitu The Misterious Island. Antriannya pun gak terlalu panjang, itu alasan utamanya.
Wahana ini, kita akan merasakan sensasi seolah terbang mengikuti figur yang ada di layar kaca. Sangat tidak ekstrim. Karena kita duduk, lalu kursinya di goyang sesuai dengan ritme figur di depan layar. Dan gak cukup lama, namun membuat kita nyaman, hehe. Serasa enak kalo ketiduran mah, besara diayun-ayunkan.
Perut mulai keroncongan sehabis bermain di wahana The Misterious Island. Kita pun memilih untuk mengisi kekosongan perut terlebih dahulu, bukan kekosongan hati yaaa, ✌. Dan segera menuju McD, ternyata antriannya lebih panjang lagi dibandingkan dari antrian wahana-wahana yang ada di Dufan.
Baca juga:
Pendakian Pertama Yang Istimewa!!!
Mengunjungi Candi Budha Terbesar di Dunia, Candi Borobudur
Inilah Fakta dan Sejarah Jalan Malioboro, Yogyakarta
Hujan semakin deras, entah keberuntungan sedang berpihak padaku, heheh. Mereka tak bisa menaikkan wahana ekstrim, karena selama hujan, wahana-wahana tersebut tidak dioperasikan. Alhasil, kita memilih wahana indoor, sembari berteduh dari deresnya hujan. Seperti Rumah Jahil, Rumah miring, The Ice age, dan komedi putar. Yang gak ada ekstrim-ekstrimnya sama sekali.
Wahana yang ada di Dufan sangat banyak. Sayangnya, kita terbatas waktu dan juga lelah dengan antrian yang panjang. Rasanya pengen booking seluruh wahana bermain sepuasnya, kayak di drama korea gitu, ehhh!
Dan juga, wahana yang pengen aku coba, yaitu kereta misteri, gagal juga. Karena panjangnya antrian. Kalo kata Dian, udah kayak cacing yang di game lagi viral baru-baru ini. Lalu, keinginan Tiara masuk wahana istana boneka pun terurungkan, sebelumnya kita sudah ngantri, taunya wahananya tidak beroperasi saat hujan, lalu saat hujan sudah teduh, kita mau ngantri lagi, busyet dah, panjang banget, alhasil cari wahana yang lain.
Makin malam, makin asyik
Dan malamnya pun, saat mau memasuki wahana istana boneka, ternyata sudah ditutup karena sudah mendekati jam 8 malam. Hanya Rofi dan Jepri yang berhasil masuk wahana istana boneka, karena mereka sudah duluan kesana saat kami shalat Isya. (Bayangkan dua lelaki memasuki wahana Istana Boneka, romantis gak tu? #peace).
Kita sempat di php sama kang Bianglala. Karena sudah mendekati sore, huja mulai mereda. Dari kejauhan tampak bianglala beroperasi. Alhasil, kita langsung ngejar ke lokasi, agar tidak di antrian yang panjang. Namun ternyata, tu hanya maintanance, Journeyers! Dan petugasnya mengatakan akan beroperasi sekitar 1 jam lagi.
Ok, kita pikir gak papa, karena gak akan lama menunggu. Pikirku, pasti indah, sore-sore melihat pemandangan Jakarta dari ketinggian di Bianglala. Taunya, sudah menunggu hampir 1 jam, petugasnya menginfokan bahwa Bianglala tidak bisa dipastikan akan beroperasi untuk pengunjung atau tidak. Oleh sebab itu, kita pun memilih ke Ice Age, yang lokasinya tepat di depan Bianglala.
“Kita disini sampe diusir aja, ya!” Celetuk salah seorang teman. Bener banget. Kita masih saja di Dufan hingga beberapa wahana sudah dimatikan. Toko-toko disekitarnya sudah pada tutup. Untung belum diusir, hehe.
Bersama mereka, menyenangkan sekaliiii, meskipun diantara mereka ada yang kali pertama bertemu, namun mereka saling bisa menyesuaikan.
Next, kita mau kemana ni?
Mungkin penggalan cerita ini banyak yang terlewatkan. Intinya seruuuuu dan aku bahagia.
Salam~~
Ova Forlendy