Hi, Journeyers!

2019 telah berlalu, dan saatnya kita mengisi hari-hari di tahun 2020 dengan makin berfaedah ya!

Nah, penghujung akhir 2019 kemarin, aku habiskan beberapa hari di kota yang terkenal dengan ramah masyarakatnya, adem negerinya, yaitu Kota Yogyakarta. Salah satu destinasinya adalah menikmati keindahan malam di Bukit Bintang.

Penghujung tahun sebelumnya, yaitu 2018, aku juga ke Yogyakarta. Loh? Kenapa mau berkali-kali ke Kota yang sama? Ada temenku yang menanggapi seperti itu. Memang, akupun tipe yang tidak mau kembali ke tempat destinasi yang sama.

Bedanya, perjalanan kali ini aku akan menyelusuri destinasi yang tak sempat aku kunjungi di tahun sebelumnya. Dan juga, dengan orang yang berbeda. Kita mungkin akan kembali ke tempat yang sama dengan orang yang berbeda. Bahkan kita akan mengalami dan menikmatinya pun dengan rasa yang berbeda.




Apalagi, Yogyakarta yang memiliki banyak destinasi yang menarik dan indah. Rasanya, ingin eksplor Jogja dengan semua destinasinya yang ada. Waktu dan jarak yang terkadang tidak memungkinkan untuk menjelajahi semuanya.

Pertama kali sebagai Guide

Perjalanan aku kali ini, untuk kali pertamanya, aku bertanggungjawab sendiri untuk segala-segala yang dibutuhkan dan berkaitan selama perjalanan. Dari segi destinasi, rute ke lokasi, penginapan, tiket kereta, penyewaan motor dan lainnya.

Aku berangkat hanya berdua dengan salah satu teman. Yang tadi ada beberapa orang yang akan bergabung, namun karena alasan tertentu, kita memutuskan berangkat berdua saja. Segala keperluan sudah kita booking sebulan sebelum pergi. Dari penginapan, motor dan tiket kereta.

Pada tanggal 23 Desember 2019, perjalanan pun di mulai, pemberangkatan pukul 06.30 WIB, dengan menggunakan kereta ekonomi dari Stasiun Senen, Jakarta. Waktu itu kita dapat tiket pergi dengan harga Rp. 74.000,- per tiket.

Dan saat mau berangkat, ada kejadian yang hampir buat aku jantungan. Kenapa? Dikarenakan, driver ojol yang kita tumpangi memilih rute terjauh saat menuju ke Stasiun Senen. Mau marah, kesal, entahlah. Padahal sebelum berangkat, kita sudah meminta untuk lebih cepat.

Akhirnya, kita nyampenya mepet dengan kereta segera berangkat. Tinggal 3 menit terakhir, beruntungnya, saat kita sudah naik, kereta pun jalan. Nah, disini momen yang bikin aku hampir kecewa sama diri sendiri.

Saat Masinis menyampaikan informasi pemberangkatan kereta dengan rute Senen-Purwosari. Deg, aku kaget, lah? Gak salah naik kereta kan? Pikirku. Aku langsung bilang ke temenku, untuk memastikan aku gak salah dengar. Kebetulan Ibu yang di depan kita duduk menyadari kebingunganku. Dia pun mengatakan kereta ini memang berakhir di Purwosari, namun nanti akan melewati Stasiun Lempuyangan terlebih dahulu. Aku langsung bersyukur.

Dipikir-pikir lagi, gak mungkin dong salah naik kereta, kan saat pemeriksaan tiket langsung diarahin. Wkwkwk. Dasar, emang! Akunya udah panik duluan karena perjalanan ini aku lah yang akan bertanggungjawab langsung. Lebih kurang 8.5 jam, kita sampai di Stasiun Lempuyangan pada pukul 14.55 WIB.




Long Holiday bukan waktu yang disarankan untuk berlibur hemat, hahah

Setengah jam sebelum kita nyampe, ternyata motor yang kita akan gunakan sudah datang terlebih dahulu. Aku menyewa motor dari Jasa Sewa Motor Melia Trans. Dan perlu kamu perhatikan, Journeyers! Kalau mau ambil liburan di hari libur panjang, semua harga akan berbeda. Seperti saat penyewaan motor ini. Hari biasa 75k per 24 jam.

Namun karena libur panjang Natal, harga sewa menjadi 90k per tanggal. Ok, gak papa, karena tempat lain lebih mahal dan juga banyak yg sudah full booking, jadi kita memilih jasa Melia Trans ini. Syaratnya hanya KTP asli dan salah satu dokumen lainnya (BPJS, NPWP, KTM, Id Card pegawai, dan STNK pribadi).

Setelah kita mengambil motor tersebut, kita langsung menuju penginapan. Kita memilih nginap di Fevytra Hotel yang lokasinya di Jl. Prof Dr Soepomo No.1060, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Dengan harga 198k per malam (kalo gak salah, aku lupa entah 198k atau 209k). Harganya beda banget dibanding hari biasanya 128k per malam. Huhu. Namanya juga long holiday. 

Penginapan sekitar Bukit Bintang
Tampak depan lantai 2 Hotel Fevitra
Lokasi keindahan malam Bukit Bintang
Bersih, nyaman, gak jauh dari Stasiun Lempuyangan. Ok, All!

Keindahan Malam di Bukit Bintang

Karena sudah mendekati Magrib, kita memutuskan untuk mulai perjalanan setelah shalat Magrib.

Pukul 18.30 WIB, kita mulai menuju ke Bukit Bintang. Lokasi Bukit Bintang berada di Area Kebun, Srimulyo, Kec. Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Jarak lokasi destinasi dari hotel sekitar 14 km, memakan waktu lebih kurang 22 menit. Di beberapa ruas jalan macet, jadi kita nyampe disana pun sudah pukul 19.00 WIB.

Bukit Bintang ini sendiri, salah satu destinasi Yogyakarta yang menawarkan pemandangan lampu-lampu kota dari atas bukit yang tampak seperti bintang di angkasa.

Untuk menikmati pemandangan ini, kita bisa berhenti di tepi jalan, bisa juga sembari menikmati jagung bakar yang banyak di jual orang sepanjang jalan ini. Atau jika ingin sembari makan malam, disana juga banyak tempat nongkrong yang kekinian banget. Kalo masalah harga, menurutku standar sih, dan rasanya pun enak.

Tahun sebelumnya, aku menikmati pemandangan Bukit Bintang hanya singgah lalu saja. Kebetulan waktu itu, kita pulang dari Pantai Sadranan, sangat ingin berhenti, namun takut ketinggalan dengan rombongan. Sedangkan kita gak punya akses komunikasi lagi, karena HP aku dan temen aku yang bawa motor kehabisan baterai.

Ternyata Bukit ini memiliki nama asli sebagai Bukit Hargo Dumilah bertranformasi menjadi lokasi wisata favorit di kalangan masyarakat selama beberapa tahun belakangan, karena lokasinya berada di jalur utama wisata di kawasan Yogyakarta.

Keindahan Bukit Bintang Jogja
Keindahan kota Yogyakarta dari ketinggian Bukit Bintang

Malam di Malioboro, destinasi terakhir di hari pertama.

Selesai kita makan dan menikmati keindahan malam di Bukit Bintang, akhirnya kita memutuskan untuk eksplor jogja berikutnya ke Malioboro. Karena masih kurang dari pukul 9. Sedangkan Malioboro akan lebih rame pada malam hari.

Dari Bukit Bintang akan memakan waktu sekitar 30 menit menuju Jalan Malioboro. Jalan Malioboro merupakan salah satu lokasi yang wajib dikunjungi kalau kamu ke Yogyakarta, itulah kata salah seorang teman. Tahun sebelumnya, kita ke Malioboro hanya untuk makan.


Baca juga:

Di Kota Istimewa ini, Apa Yang Istimewa Bagimu? #Yogyakarta


Di Malioboro, banyak orang yang menjual pernak pernik Khas Jogja, Batik Jogja, Kuliner Jogja. Dan tak kalah menarik perhatian ada penampilan Angklung Malioboro. Cukup lama aku menikmati musik tradisional ini disana, mereka membawakan lagu-lagu yang terbaru kini, jadi kita pun mendengarnya gak bosan, bahkan tak sedikit yang menonton pun turut bernyanyi. Hihi.

Angklung Malioboro
Alat tradisional yang dibungkus dengan musik kekinian mampu menarik perhatian pengunjung Malioboro.
Malioboro Jogja
As like as a young sista~  

Malam makin larut, setelah jalan jalan malam di Malioboro, sekitar waktu menunjukan hampir pukul 11.00 WIB, kita memilih segera menuju ke hotel. Eksplor Jojga untuk hari ini, ku rasa sudah cukup. Waktunya untuk istirahat, karena masih ada hari esok untuk menjelajahi destinasi lain di Jogja.




Inilah ceritaku untuk hari pertama di Yogyakarta. Menikmati keindahan malam di Bukit Bintang dan Jalan Malioboro. Untuk hari berikutnya akan aku ceritakan di postingan berikutnya ya, Journeyers!

Bukan masalah kemana atau dimana, dalam perjalanan pun juga perlu dengan siapa. Nikmati perjalananmu, refresh kan gairahmu. Lupakan sejenak kekelutan yang menimpa. Happy holiday, happy reading. 

Sekian.

~Big hug~

Ova Forlendy

3 comments
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like